Bodoh! Pemuda Tampan Ini Mengubah Wajahnya Menjadi Anjing

Tahun lalu beredar kabar menghebohkan di kalangan pengguna jejaring sosial di Brazil. Seorang seniman tampan yang tidak disebutkan namanya mengambil bangkai kepala anjing untuk ditempelkan secara permanen ke wajahnya dengan alasan seni dan terlihat menjadi seperti manusia anjing sungguhan melalui operasi.

Inilah foto proses operasi wajah dari seorang pemuda tampan menjadi anjing :

1. Wajah awal
mengubah wajah menajdi anjing

2. Bahan dasar: bangkai kepala anjing
mengubah wajah menajdi anjing

3. Pengerjaan di sekitar mata
mengubah wajah menajdi anjing

4. Pengerjaan di sekitar telinga
mengubah wajah menajdi anjing

5. Menempelkan moncong
mengubah wajah menajdi anjing

mengubah wajah menajdi anjing

6. Hasil akhir : guk..guk..guk!!
mengubah wajah menajdi anjing 
Hasilnya benar-benar terlihat sempurna menjadi manusia anjing. Namun para ahli berpendapat hal itu tidak akan bisa permanen karena darah manusia dan anjing berbeda dan tidak mungkin disatukan sehingga lama kelamaan kepala anjing yang menyatu tersebut akan membusuk. Nah, lho!

Tidak disebutkan bagaimana kelanjutan nasib si seniman bodoh ini.

Seharusnya, seni itu menghasilkan keindahan. Tetapi "seni" menurut seniman ini nampaknya tidak ada satupun yang mencerminkan keindahan, yang ada malah terlihat bodoh.

Orang lain banyak yang ingin tampil lebih ganteng, atau lebih cantik dan sexy, atau separah-parahnya mengubah jenis kelaminnya tapi orang ini malah ingin menjadi makhluk yang lebih rendah. Sungguh degradasi moral yang sangat rusak parah. 


Jepang Telah Berhasil Membuat Makanan dari Kotoran (Tinja) Manusia?


Mitsuyuki Ikeda, ilmuwan asal Okayama Laboratory yakin bahwa banyak protein bagus di dalam kotoran manusia yang bisa dimanfaatkan. Untuk itu, ia mencari cara untuk mengekstraknya, mencampurnya dengan saus steak, dan berhasil membuat kotoran (tai) itu menjadi makanan.

Orang mungkin bertanya-tanya apa alasannya melakukan hal itu. Tetapi ternyata, alasan utamanya adalah permintaan dari pemerintah Tokyo sendiri.

Sebagai informasi, Tokyo saat ini kewalahan dengan lumpur selokan bawah tanah, dan satu-satunya cara untuk mengatasinya selain dengan membuang ke laut adalah dengan memakan ‘kotoran-kotoran’ tersebut.

Saat diteliti, Ikeda mendapati bahwa lumpur itu penuh dengan protein karena banyaknya konten bakteria di sana. Setelah dikombinasikan dengan peningkat reaksi dan menempatkannya di mesin ajaib yang disebut ‘exploder’, akhirnya steak buatan berhasil dibuat.

Lumpur kotoran itu mengandung 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, 3 persen vitamin yang larut dalam lemak, serta 9 persen mineral. Adapun steak buatan yang dihasilkan pun warnanya juga merah, jadi konsumen tidak akan mengetahui bahwa yang akan ia makan merupakan tinja olahan.

“Dari uji pertama, orang-orang yang sudah mencobanya menyebutkan, rasanya seperti daging sapi,” sebut Ikeda, seperti dikutip dari Digital Trends.

Menurut Ikeda dan rekan-rekannya, cara ini merupakan solusi sempurna untuk mengurangi jumlah limbah dan emisi dari perut. Namun sayangnya, masih ada kekurangan dari solusi yang ditawarkan Ikeda. Biaya untuk memproduksi ‘Daging’ buatan itu 10 sampai 20 kali lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi sungguhan.


5 Website Tertua di Dunia

Internet sejak kemunculan selalu saja memberikan informasi yang luar biasa dan tidak pernah memiliki batas, hingga saat ini entah berapa banyak informasi yang telah diserap oleh masyarakat. namuan taukahkamu dulunya memiliki sebuah site itu sangat sulit, itupun kamu harus memiliki sebuah perusahaan dan harga sebuah domain bisa seharga sebuah mobil baru sekarang, tapi sekarang jika kamu ingin punya domain cukup dengan harga tak lebih dari 100.000 rupiah pun kamu dapat.

Dan dibawah ini adalah beberapa website yang memiliki umur tertua di dunia.
 
Symbolics.com

Domain ini pertama kali didaftarkan pada 15 Maret 1985, tak berapa lama setelah implementasi TCP/IP. Saat ini website tersebut sudah titak berfungsi lagi, meski di halaman muka website masih tersirat kemungkinan website ini aktif lagi. Website ini awalnya digunakan oleh perusahaan manufaktur computer Symbolics Inc.
 
BBN.com

Domain milik perusahaan jasa riset dan teknologi ini pertama kali terdaftar pada 24 april 1985. Perusahaan tersebut kini bernama Raytheon BBN Technologies yang bermarkas di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.

Think.com

Jika dibuka saat ini, domain tersebut akan mengarahkan ke alamat lain, Thinkquest.org. Think.comyang didaftarkan pertama kali pada 24 Mei 1985 merupakan salah satu proyek yayasan pendidikan Oracle Think Quest. Website tersebut menjadi ‘etalase’ produk dan media informasi Thinking Machines Corporation, produsen super komputer yang didirikan pada 1982.

MCC.com

Awalnya website ini menyediakan layanan karir dan pendidikan. Domain MCC.com pertama kali didaftarkan pada 11 Juli 1985.

DEC.com

Website ini milik Digital Equipment Corporation, salah satu perusahaan milik Hewlett Packard. Terdaftar sejak 30 September 1985. Perusahaan ini sempat menjadi vendor terkemuka perlengkapan dan software komputer di era 1960-an sampai 1990-an.
Sumber

Teknologi Ini Membuat Manusia Tak Terlihat Nyamuk


CALIFORNIA – Sebuah temuan baru ini mungkin dapat mengurangi rasa khawatir manusia terhadap gigitan nyamuk, lebih lagi, kematian yang disebabkan oleh nyamuk. Perangkat kecil bernama 'Kite' bisa membuat tubuh manusia tak terdeteksi oleh mata nyamuk.

Perangkat yang dikatakan terbuat dari bahan-bahan dasar alami ini diklaim dapat membuat nyamuk atau serangga lain buta dalam melihat manusia, demikian seperti dikutip Oh Gizmo, Senin (29/7/2013).

Alat ini (Kite) dikatakan mampu menipu nyamuk dan serangga lainnya selama 48 jam sejak pertama kali ditempelkan pada tubuh manusia.

Lembaga penemu alat yang membutakan nyamuk, IndieGogo, mengatakan penemuannya bertujuan untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles alias nyamuk Malaria, hewan pembunuh manusia paling banyak di dunia.

Kite akan diuji coba pertama kali di negara yang tercatat memiliki angka kematian akibat nyamuk Malaria cukup tinggi, Uganda.

Alat ini nantinya juga akan disebarkan dan dijual secara luas setelah percobaan pertama mendapatkan hasil yang memuaskan.  Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 14 bulan untuk bisa dipasarkan ke dunia global.

IndieGogo sendiri mendapatkan banyak donasi untuk melakukan penelitiannya dari berbagai pihak. Bill dan Melinda Gates Foundation adalah salah satu donatur dalam pengembangan temuan ini.


Legenda Dewi Pelindung Laut Ma Zu / Ma Co (妈祖)


Orang Tiongkok memujanya sebagai Dewi Pelindung Laut (Pelaut)-Chinese Goddess of The Sea. Punya 36 lebih julukan, namun populer sebagai "Bunda Penolong" atau Shunji Fu Ren yang dianugerahkan seorang kaisar dari Dinasti Song.

Ma Zu (Mandarin) atau Ma Cho (Hock Kian) adalah salah satu dewi dalam kepercayaan orang Tiongkok (termasuk Taiwan). Dipuja karena dikenal sebagai sosok penolong, pelindung (terutama bagi pelaut dan nelayan), dan sangat berbudi luhur. Banyak versi mengenai kisah dewi bernama asli Lin Mo Niang ini, namun semua mengarah pada satu kesamaan. Bahwa ia adalah manusia yang "terpilih" menjadi orang suci.

Legenda Ma Zu (Bunda Pelindung) ini berasal dari masa awal Dinasti Song (960-1279 M) di Tiongkok kuno pada seribu empat puluh tujuh tahun lalu. Adalah keluarga Lin (disebut juga Lim), keturunan mantan Gubernur Provinsi Fu Zian (Tiongkok) bernama Lin Fu. Anaknya bernama Lin Wei Ke menempati sebuah rumah di Provinsi Fu Zian, dekat kota Pu Tian, persisnya di sebuah pulau kecil bernama Mei Zhou (sering juga disebut Pulau Matsu -wilayah RRC).

Lin Wei -seperti juga ayahnya- adalah mantan pejabat pemerintah Tiongkok. Setelah pensiun ia kembali ke kampung halamannya. Menghabiskan masa tuanya dengan bertani dan mempelajari banyak kitab agama dan buku pengetahuan. Ia hidup bahagia, damai dan tenang.

Lin dikenal sebagai orang yang sangat saleh, baik budi, suka menolong dan berderma, sehingga sangat dihormati penduduk Mei Zhou. Dari istri tercintanya Wang Shi, Lin memiliki 6 anak, 5 perempuan dan 1 lelaki. Keenam anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan cerdas. Namun anak lelakinya bernama Hong bertubuh sangat lemah dan sakit-sakitan.

Wang Shi, sangat prihatin dan khawatir pada nasib anak lelakinya. Ia dan suaminya Lin, selalu memohon pada Yang Maha Kuasa agar diberi anak lelaki lagi. Namun yang sehat dan kuat sebagai penerus generasi marga Lin.

Kelahiran Lin Mo Niang
Suatu hari, Lin dan Wang melakukan sembahyang khusus di klenteng. Mereka memohon kepada Dewi Kuan Im untuk mengabulkan harapan mereka untuk mendapatkan seorang anak lelaki lagi. Malam harinya setelah pulang dari klenteng, Wang Shi pun bermimpi. Ia bermimpi didatangi Dewi Kuan Im yang mengatakan bahwa semua amal dan kebajikan pasangan Lin dan Wang pantas mendapat balasan. Sang Dewi memberi Wang sebuah pil bundar sebesar kelereng dan menyuruh menelannya. Wang Shi pun menelan pil tersebut.

Setelah menelan pil itu Wang Shi pun mengandung. Ia hamil selama 12 bulan. Tepat pada malam tanggal 23 bulan 3 tahun Imlek (960 M), langit di wilayah Barat Laut Mei Zhou memendarkan cahaya merah terang. Menerangi rumah Lin dan Wang. Dibarengi sinar warna-warni yang memukau, Wang Shi pun melahirkan seorang bayi perempuan.

Walau heran mengapa diberi anak perempuan, Lin dan Wang tetap bersyukur juga. Sebulan sudah kelahirannya, anak tersebut tidak pernah sekali pun menangis. Karena itulah Lin memberi nama padanya Mo Niang (Mo artinya diam; Niang artinya perempuan), "Perempuan Pendiam".

Masa Kecil
Sejak kecil Lin Mo Niang sangat berbeda dari anak seusianya. Ia tampak lebih cerdas, bijak dan terampil. Sejak umur 8 tahun, ia sudah tertarik pada pengetahuan dan buku. Kelebihannya, sekali baca, Mo Niang akan tetap mengingat apa yang telah dibacanya. Jika ada yang ingin diketahuinya, ia selalu rajin bertanya pada orang dewasa, sampai sedetail-detailnya.

Umur 10 tahun, Mo Niang sudah rajin sembahyang dan mempelajari isi kitab-kitab suci Buddha. Sampai akhirnya diusia 13 tahun ia sudah menamatkan semua pelajaran dan menguasai banyak pengetahuan dan keterampilan, termasuk dalam bidang agama dan kepercayaan. Ia berkembang menjadi remaja yang sangat cerdas, kritis dan suka menolong. Ia pun menjadi sangat dihormati penduduk Mei Zhou dan sekitarnya.

Satu kesenangan Mo Niang, yaitu ia sangat menyukai air. Kehidupan di tepi laut menempa dirinya menjadi seorang perempuan yang tak pernah gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin badai yang menghantui para pelaut. Di seluruh pulau, ia dikenal sebagai jagoan renang bahkan di gelombang laut yang besar sekali pun.

Saat remaja ini, Mo Niang pernah bertemu seorang pertapa tua. Si pertapa merasa pengetahuan umumnya ternyata masih kalah dengan Mo Niang. Dari "orang pintar" ini lah kemudian Mo Niang mendapat pelajaran mengenai taktik dan strategi militer, pengenalan dan penggunaan alat-alat perang, sampai beberapa ilmu "rahasia" leluhur.

Kebajikan
Ketika menginjak usia 16 tahun, Mo Niang mengalami peristiwa aneh. Suatu hari ia (seperti juga gadis remaja lainnya) sedang mematut diri dengan baju baru di depan cermin bersama teman remaja sebaya di sebuah taman di dekat sebuah sumur. Tiba-tiba , dari dalam sumur muncul sosok lelaki tua misterius. Penampakan itu sangat mengejutkan. Teman-temannya langsung lari ketakutan karena mengira orang tua aneh itu adalah siluman. Namun Mo Niang segera sujud menyembah, karena ia tahu sosok itu adalah jelmaan Dewa. Sang Dewa ternyata membawa sebuah jimat dari kuningan dan memberikannya pada Lin Mo Niang.

Sejak mendapat jimat, Mo Niang pun langsung memanfaatkannya untuk menolong sesama. Ia membantu menyembuhkan orang sakit, memberi penghiburan pada yang bersedih, menjauhkan malapetaka dan banyak perbuatan baik lainnya. Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang di desa menyebutnya sebagai ling nu (gadis mukjizat), long nu (gadis naga) dan shen gu (bibi yang sakti).

Pernah suatu kali saat usianya baru 17 tahun, Mo Niang melihat ada kapal yang berlayar di dekat Pulau Mei Zhou yang sedang dipermainkan badai besar. Kapal itu tenggelam dengan cepatnya. Namun Mo Niang segera melompat ke laut dan dengan cekatan ia menyelamatkan seluruh pelaut yang terjebak badai tersebut. Semua awak berhasil diselamatkannya. Dari sini banyak orang yang mendengar tentang kehebatan, dan budi baik Mo Niang. Ia pun semakin terkenal dan dihormati.

Ada versi legenda yang mengatakan, pada usia 23 tahun, Mo Niang berhasil menaklukkan 2 orang sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Keduanya adalah Chien Li Yen yang punya penglihatan sangat tajam dan Hsun Feng Erh yang pendengarannya sangat peka. Setelah dikalahkan akhirnya mereka menjadi pengawalnya.

"Mimpi Buruk"
Lin Mo Niang memang sangat cantik dan baik hati, namun ia tidak pernah menikah. Setidaknya ia memang membaktikan dirinya untuk menolong sesama dan berbuat kebaikan sesuai ajaran kebajikan.

Menginjak usia 28 tahun, di musim panas (sekitar tahun 987 M), sebuah "tragedi" terjadi. Saat itu Lin Mo Niang sedang menenun pakaian. Namun karena lelah, ia pun tertidur pulas.

Sementara itu ayah dan saudaranya sedang berlayar pulang ke Mei Zhou dari perjalanan jauh. Kapal yang mereka tumpangi diserang badai dan akhirnya tenggelam.

Bersamaan dengan itu, Mo Niang bermimpi, ia merasa rohnya melayang-layang di atas permukaan laut. Ia terkejut saat menyaksikan kapal sang ayah tenggelam. Ayah dan saudaranya pun terseret masuk ke dalam amukan badai. Mo Niang segera berenang dan menyelam ke laut untuk menolong mereka. Ia menggigit baju sang ayah sementara dengan tangan yang lain ia menyeret abangnya. Bersusah payah ia mencoba menyelamatkan kedua orang yang dikasihinya itu.

Namun saat penyelamatan masih berlangsung, tiba-tiba ibunya memanggil. Ia pun terkejut dan berteriak kaget, sehingga gigitannya terlepas sementara tangannya tetap menyeret tubuh abangnya. Tetapi saat terbangun Lin Mo Niang mendapati dirinya masih di ruang tenun. Ia pun menceritakan mimpinya itu pada sang ibu. Wang Shi, ibunya, berkata bahwa itu hanya mimpi.

Tetapi tak lama kemudian, sebuah kabar buruk pun datang. Seorang pelaut memberitahu bahwa kapal yang ditumpangi Lin dan putranya tenggelam. Jasad Lin tidak ditemukan, tetapi Hong abangnya berhasil diselamatkan.

Mendengar kabar itu, betapa pilu hati Mo Niang. Dalam keadaan sedih ia pun segera berlayar ke laut. Selama tiga hari tiga malam ia berusaha menemukan jasad ayahnya. Pencariannya tak sia-sia. Ia pun kemudian ke Pantai Mei Zhou bersama jasad sang ayah.


Menjadi Dewi
Sejak kematian sang ayah, Mo Niang setiap hari bersedih dan selalu menangis. Hingga pada tanggal 8 bulan 9 tahun Imlek (987 M), ia pun mengakhiri kepiluannya. Saat itu ia berkata kepada seluruh keluarga dan ibunya bahwa ia akan menyendiri dan menjauhi keramaian duniawi. Ia akan pergi dalam perjalanan yang sangat jauh.

Keesokan harinya, tanggal 9 bulan 9 Imlek (987 M), Lin Mo Niang melakukan persiapan. Ia sembahyang dengan sangat khusyuk sambil merapal kitab-kitab suci. Suasana sangat hening dan memilukan. Seluruh keluarga pun kini yakin bahwa Mo Niang memang bertekad akan pergi jauh.

Ibunya meminta Mo Niang untuk tidak pergi seorang diri dan menawarkan seorang pendamping dalam perjalanannya. Namun Mo Niang menolaknya dengan halus dan menyakinkan seluruh keluarga bahwa kini sudah tiba waktunya untuk pergi seorang diri.

Usai memanjatkan doa, tiba-tiba langit di sekitar kediaman keluarga Lin di Pulau Mei Zhou dikelilingi selubung awan putih. Pendar sinar warna-warni yang indah terlihat di atas langit. Banyak orang yang menyaksikan sinar terang dan sosok Dewi Kuan Im berada di atas sebuah awan yang paling terang.

Lalu tiba-tiba Lin Mo Niang menatap ke atas dan melompat ke awan. Awan tiba-tiba menutup dan terang cahaya semakin memudar. Akhirnya awan membumbung terbang jauh seiring sinar yang menghilang lenyap… langit pun kembali normal. Lin Mo Niang pun lenyap bersama awan…

Klenteng Dewi Ma Zu
Lin Mo Niang tetap dikenang sampai seribuan tahun. Perempuan yang sudah dianggap sebagai Dewi Ma Zu itu, hingga kini tetap dipuja sebagai "Bunda Pelindung" dan "Bunda Penolong" bagi sebagian besar orang Tiongkok.

Setelah "kepergiannya" yang gaib, di Pulau Mei Zhou (Matsu), sebuah klenteng dibangun untuk pemujaannya. Klenteng itu dikenal sebagai Tian Hou Gong (Istana sang Dewi).

Kini, diperkirakan sekitar 5.000-an unit klenteng Ma Zu di dua puluh negara di dunia sudah didirikan. Seluruh klenteng itu dibangun untuk memuja dan sembahyang kepada Dewi Ma Zu oleh sekitar 200 juta jiwa orang yang mempercayainya.

Setiap tahunnya, lebih dari sejuta orang memenuhi klenteng itu untuk sembahyang dan meminta berkat pada Dewi Ma Zu. Karena orang Tiongkok percaya bahwa Dewi Ma Zu bisa melindungi dan mengabulkan segala permohonan mereka. Bahkan kaum pelaut di wilayah pantai dan perairan Timur RRC (termasuk Taiwan) memuja Dewi Ma Zu sebagai Dewi Pelindung Laut. Dewi yang melindungi mereka saat melaut.

Dua tahun sekali, persisnya pada tanggal 23 bulan 3 dalam penanggalan lunar (kalender China/imlek) dan tanggal 9 bulan 9, pemuja Dewi Ma Zu, berkumpul dan melakukan sembahyang di klenteng Dewi Ma Zu untuk menghormatinya. Tanggal 23 bulan 3 adalah peringatan ulang tahunnya dan tanggal 9 bulan 9 adalah peringatan wafatnya.

Hingga kini, Klenteng Ma Zu di Pulau Mei Zhou sebagai klenteng pertama bagi Lin Mo Niang, tetap dipenuhi orang.

Bahkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Selat Taiwan, Laut China Timur. Klenteng itu dibangun pada masa Dinasti Song sekitar tahun 987 M di puncak sebuah bukit. Ditandai dengan patung Dewi Ma Zu setinggi 14,35 meter. Inilah yang menjadi lambang kebanggaan dan ciri khas budaya penduduk Pulau Mei Zhou.

Sejak tahun 1998, pemerintah Pulau Mei Zhou juga telah membangun sebuah Istana Dewi Ma Zu di dekat klenteng tuanya.

Bangunan istana ini didirikan sepanjang 323 meter dengan lebar bangunan 99 meter. Arsitekturnya ditata seindah mungkin mengikuti garis kontur perbukitan di pulau tersebut. Istana Dewi Ma Zu ini sangat megah.

Mengimbangi kemegahan Potala Palace tempat Dalai Lama Tibet di Lhasa. Bangunan istana untuk menghormati Dewi Ma Zu ini selesai dikerjakan pada 2002. Kini menjadi satu obyek wisata yang cukup tersohor.

Sementara di Indonesia, khususnya di Medan, terdapat juga klenteng Dewi Ma Zu (Dewi Macho) di kawasan Jalan Pandu Medan. Selain itu juga tersebar di tepi pantai timur Sumatera dan daerah lainnya.

Kepercayaan kepada Dewi Ma Zu
Dewi Ma Zu sangat diagungkan di Taiwan. Hampir seluruh warga Taiwan selalu memuja dan menghormati Dewi Ma Zu. Bukan hanya rakyat biasa, para pejabat tinggi pemerintahan juga senantiasa memohon restu padanya.

Bahkan Presiden Taiwan sendiri, Chen Shui-bian, juga kerap mengunjungi klenteng Dewi Ma Zu untuk meminta restu dan perlindungan dari sang dewi, agar ia senantiasa dicintai rakyatnya. Pada saat menjelang Pemilu di Taiwan, banyak kandidat dan tokoh politik yang juga melakukan sembahyang di Klenteng Dewi Ma Zu.

Sementara kisah-kisah rakyat dan para pelaut menyebutkan bahwa penampakan Dewi Ma Zu sering terlihat. Umumnya saat ombak laut sedang mengganas atau badai mendera. Dewi Ma Zu disebutkan hadir untuk menolong para pelaut yang mempercayainya.

Konon kehadiran Dewi Ma Zu ini ditandai dengan sinar merah terang. Mungkin karena sejumlah saksi mata yang pernah terselamatkan dari amuk lautan mengatakan bahwa Dewi Ma Zu senantiasa menggunakan pakaian merah sambil memegang lampion terang benderang yang juga berwarna merah. Dengan panduan lampion tersebut, Dewi Ma Zu membimbing pelaut dan nelayan meniti gelombang menuju tempat yang aman.

Karena itulah Dewi Ma Zu begitu populer dikalangan masyarakat nelayan dan desa-desa tepi laut. Bahkan sejak dulu para pelaut Tiongkok selalu sembahyang kepada Dewi Ma Zu agar diberi keselamatan dalam pelayaran. Mereka juga memasang patung Dewi Ma Zu di kapalnya.

Walau dikenal sebagai Dewi Pelindung Laut, Dewi Ma Zu tetap saja dipuja bukan oleh kalangan nelayan dan pelaut semata. Ia juga dipercaya dapat memberikan berkat untuk menyembuhkan penyakit, menepis bencana dan malapetaka, memberi kesuburan, sampai memberi perlindungan dan keselamatan.

Cerita Motivasi - Pohon

Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.

“Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.

“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

“Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah.

“Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya. “Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan.**

Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.

Pepohonan, seperti yang diucapkan sang ayah kepada puteranya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran. Walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.

“Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran.”

...

Sahabat, Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” Siapapun Anda, bagaimanapun Anda, dan Dimanapun anda... tatap dan ikutilah cahaya lurus kebenaran... karena bila tidak anda akan tersesat dalam kegelapan. Dan Bila terperangkap dalam gelap, jangan mengutuki kegelapan, tapi nyalakan lah cayaha walaupun dengan Lilin...

Terimakasih telah membaca... Salam Motivasi...!
 
 

Makna Perayaan Kue Bulan (Moon Cake)


Di negeri asalnya China, festival moon cake (kue bulan) menjadi perayaan istimewa dalam menyambut datangnya musim gugur. Untuk tahun 2012 perayaan kue bulan jatuh pada tanggal 30 September. 

Dalam tradisi umat Tionghoa, saat perayaan kue bulan seluruh anggota keluarga akan berkumpul guna menyantap kue bulan yang dilakukan saat bulan purnama. Maknanya adalah untuk menjalin kebersamaan diantara keluarga. Kerabat dan keluarga yang beberapa saat terpisah dari keluarga besarnya, biasanya akan berkumpul kembali untuk bersama-sama makan kue bulan. Di China, festival kue bulan menjadi perayaan besar kedua setelah hari raya Imlek.

Makna dari perayaan Musim Gugur di negeri tirai bambu itu kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia dan selalu dirayakan terutama oleh warga keturunan Tionghoa, termasuk di Indonesia.

Namun selain menyambut musim gugur, kabarnya ada kisah heroik dibalik perayaan kue bulan itu.

Konon saat itu, rakyat Han berusah keluar dari kekuasaan pemerintahan Mongol dari Dinasti Yuan (1280-1368 SM). Shu Yuan Zhang lalu berencana menggulingkan pemerintah yang berkuasa namun dia tidak tahu bagaimana caranya menyatukan seluruh rakyat Han agar ikut dalam pemberontakan.  Akhirnya salah satu penasehatnya  mengusulkan agar pesan tentang pemberontakan itu dimasukkan ke dalam kue bulan lalu dibagikan kepada seluruh rakyat Han.

Alhasil, pada tangga 15 bulan 8 menurut kalender Imlek, terlaksanalah pemberontakan untuk menggulingkan Dinasti Yuan. Selanjutnya yang berkuasa di China adalah Dinasti Ming (1368-1644 SM)